Tugas 2&3 SIM dalam bidang pendidikan



SOAL 1
MASALAH DALAM BIDANG ATAU MANAJEMEN PENDIDIKAN
Beberapa Maslah lain yang terjadi dalam dunia pendidikan di Indonesia antara lain :

1. Mahalnya Biaya pendidikan
Walaupun dibeberapa daerah sudah ada bantuan pendidikan bahkan sampai membebaskan biaya pendidikan tapi program tersebut belum dapat dirasakan oleh seluruh warga negara di Indonesia sehingga banyak anak atau calon siswa yang kurang beruntung dapat menikmati pendidikan.
2. Rendahnya pemerataan pendidikan
Mungkin bagi saya yang hidup dikota besar merasa beruntung begitu banyaknya fasilitas pendidikan dan tenaga pengajar, tapi bagi warga lain yang hidup jauh dari pusat kemajuan seperti kita ambil contoh dipedalaman papua, masih sedikit fasilitas dan tenaga pengajar sehingga pemerataan pendidikan tidak bisa maksimal.
3. Rendahnya Kualitas Guru
Bukan bermaksud untuk menghina atau mencela profesi seorang guru, tapi dijaman yang akses Informasi dan Teknologi yang berkembang pesat ini Guru dituntut untuk mengikuti perkembangan dan tren pendidikan, sekarang sumber informasi tidak hanya bisa didapat dari buku, atau berita, tapi sumber lain seperti Internet dan Media sosial mempunyai pengaruh besar dalam menyebarkan Informasi dan berita baru tentang pendidikan sehingga sering terjadi seorang siswa lebih "pintar" daripada Gurunya.
Untuk mengatasi masalah-masalah tersebut ada beberapa solusi yaitu:
a.      Meningkatkan Input Proses dan output
Untuk meningkatkan Input, Proses dan output pendidikan. Solusinya adalah:
1. Solusi sistemik, yakni solusi dengan mengubah sistem-sistem sosial yang berkaitan dengan sistem pendidikan.
2. Solusi teknis, yakni solusi yang menyangkut hal-hal teknis yang terkait langsung dengan pendidikan. Misalnya untuk menyelesaikan masalah kualitas guru dan prestasi siswa
b.      Manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah
Adapun fungsi-fungsi yang sebagian porsinya dapat digarap oleh sekolah dalam kerangka MPMBS ini meliputi:1) pengelolaan proses belajar mengajar, 2) perencanaan dan evaluasi program sekolah, 3) pengelolaan kurikulum, 4) pengelolaan ketenagaan, 5) pengelolaan fasilitas (peralatan dan perlengkapan), 6) pengelolaan keuangan, 7) pelayanan siswa, 8) hubungan sekolah-masyarakat, dan 9) pengelolaan iklim sekolah.
c.       Partisipasi masyarakat
UUSPN pasal 54 ayat 2 menyatakan bahwa peran serta masyarakat dalam pendidikan meliputi peran serta perorangan, kelompok, keluarga, organisasi profesi, pengusaha dan organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu pelayanan pendidikan. Peran serta tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk pendidikan berbasis masyarakat sehingga pendidikan tetap memiliki keterkaitan dengan kondidi dan tuntutan masyarakat. Sementara untuk mewadahi peran serta masyarakat dibentuklah satu institusi yang bersifat independen dengan dewan pendidikan ditingkat kabupaten/kota, sementara untuk tingkat persekolahan dikenal dengan istilah komite sekolah.
Peningkatan mutu pendidikan melalui MBS ini berlandaskan pada asumsi bahwa sekolah/madarasah akan meningkat mutunya jika kepala sekolah bersama guru, orangtua siswa dan masyarakat setempat diberi kewenangan yang cukup besar untuk mengelola kegiatannya sendiri. Oleh karena itu sudah saatnya sekolah diberi kewenangan bersama seluruh komponen masyarakat yang ada disekolah untuk merencanakan, melaksanakan, mengorganisir kegiatan yang berkaitan dengan peningkatan pembelajaran disekolah masing-masing






SOAL 2 :
Buat contoh kasus pendekatan sistem yang memerlukan solusi untuk pengembangan sistem,kondisi sitem ke sistem yang diinginkan (mengacu pada CBIS )

Jawab :
Manajer membuat keputusan untuk memecahkan masalah, dan informasi di gunakan dalam membuat keputusan. Informasi di sajikan dalam bentuk lisan maupun tertulis oleh suatu pengolah informasi. Porsi komputer untuk mengolah informasi terdiri dari area aplikasi berbasis komputer-SIA,SIM,DSS, kantor virtual dan sistem berbasis pengetahuan. Kita menggunakan istilah sistem informasi berbasis komputer (computer based information system) atau CBIS, untuk menggambarkan lima subsistem yang menggunakan komputer.

Source :

PENERAPAN TEKNOLOGI INFORMASI PADA PENGELOLAAN LAYANAN TI KORPORAT PT PLN (Persero)




Salah satu tugas utama pada Divisi Sistem dan Teknologi Informasi PT PLN (Persero) Kantor Pusat adalah mengelola layanan TI korporat (aplikasi maupun Infrastruktur) yang telah diimplementasikan di seluruh unit PLN di Indonesia. Jumlah layanan TI korporat yang dikelola sebanyak 17 layanan seperti ERP (Enterprise Resource Planning), EProc (e-Procurement), Email korporat, Jaringan data, AP2T (Aplikasi Pelayanan Pelanggan Terpusat), P2APST (Pengelolaan dan Pengawasan Arus Pendapatan Secara Terpusat), APKT (Aplikasi pengaduan dan keluhan terpadu), ABG (Aplikasi Bank
Permasalahan yang dihadapi sebagai pengelola layanan TI adalah mengelola Insiden (Incident), Permasalahan (Problem), permintaan layanan (Service Request) dan permintaan perubahan (Change request) terhadap layanan TI yang sampai dengan tahun 2012 masih dilakukan secara manual. Pengguna layanan TI yang membutuhkan bantuan terhadap layanan melakukan pelaporan incident, problem dan menyampaikan service request, change request dengan datang langsung, mengirimkan email atau telepon ke tim support. Tim Support kemudian menangani incident, problem dan menyelesaikan service request, change request tersebut.
Kendala dari proses manual terhadap hal tersebut adalah pengguna layanan merasa kesulitan dalam menemukan tim support yang mengelola layanan TI yang dituju dikarenakan tim pengelola layanan TI berjumlah sangat banyak (misal. tim support layanan ERP berbeda dengan tim support layanan EProc), masing-masing tim support masih menggunakan mekanisme “yang penting selesai”, tidak ada target waktu penyelesaian yang jelas dan tim support tidak mendokumentasikan incident, problem, service request maupun change request yang diterima, sedang dikerjakan maupun yang telah diselesaikan sehingga  pelaporan terhadap penerimaan dan penyelesaian nya pun tidak akurat. Tidak hanya pengguna yang mengalami kesulitan terhadap proses tersebut tetapi Divisi Sistem dan Teknologi Informasi selaku pengelola layanan TI pun merasa kesulitan dalam melakukan monitoring performance dan pengembangan aplikasi pada layanan TI korporat.
Dengan adanya kendala-kendala tersebut, maka dibentuk Sub bidang Pengelolaan Service Management yang ditugaskan untuk melakukan perancangan sistem ITSM dengan mengacu kepada framework ITILv3 2011 (IT Infrastructure Library) yang merupakan best practice pengelolaan layanan TI, membuat aturan-aturan pengelolaan layanan TI, Standard Operation Procedure (SOP) dan mengimplementasikan sistem ITSM  sampai dengan melakukan monitoring dan evaluasi penggunaan nya untuk dapat mengatasi permasalahan dalam pengelolaan incident, problem, service request dan change request tersebut.


Dengan diimplementasikannya ITSM kemudian dapat memudahkan pekerjaan pengelolaan layanan TI dan memberikan supporting yang baik dengan target waktu penyelesaian yang jelas dan terukur, mengatasi kendala yang dihadapi pengguna yang kesulitan dalam menghubungi tim support dengan menerapkan mekanisme single point of contact (SPOC) menggunakan sistem helpdesk sehingga pengguna layanan TI yang memerlukan bantuan dengan mudah dapat menghubungi agent helpdesk untuk pelaporan incident, problem dan melakukan permintaan service request, change request. Selanjutnya agent helpdesk membuatkan ticket yang diassign ke tim support untuk diselesaikan dan seterusnya sehingga didapat pelaporan akurat terkait pengelolaan layanan TI untuk dimonitor dan di evaluasi dengan baik sehingga Divisi Sistem dan Teknologi Informasi dapat memberikan layanan TI yang berkualitas dan handal kepada penggunanya.
PERMASALAHAN YANG MEMERLUKAN PENERAPAN TEKNOLOGI INFORMASI
Kendala atau kekurangan pada proses pemenuhan fasililtas kerja perangkat TI yang berjalaan saat ini belum adanya standar keseragaman untuk perangkat TI yang diberikan kepada pegawai (merk, spesifikasi, aplikasi yang digunakan) maupun ketentuan berdasarkan segmentasi pegawai (user segmentation), belum adanya dokumentasi yang baik untuk pemenuhan kebutuhan fasilitas kerja, belum adanya keseragaman dan pengelolaan status perangkat (sewa/beli, aktif/nonaktif). Dengan adanya kendala-kendala tersebut tidak hanya menyulitkan DIVMUM sebagai pihak yang bertanggungjawab dalam pemenuhan kebutuhan fasilitas kerja berupa perangkat TI tetapi juga menyulitkan pihak-pihak atau Divisi-divisi lainnya yang terkait dalam pengelolaan fasilitas kerja. Keseragaman perangkat TI yang diberikan kepada pegawai (merk, spesifikasi, aplikasi yang digunakan) berpengaruh pada kesulitan pengelolaan perangkat TI seperti tim IT security yang bertanggung jawab akan keamanan data kesulitan dalam menerapkan kebijakan keamanan TI, tim perencanaan TI akan kesulitan pula dalam merencanakan kebutuhan lisensi korporat untuk mendukung kinerja perangkat TI, tim pengelolaan jaringan TI kesuliltan dalam pengelolaan jaringan LAN masing-masing area kerja nya. Dokumentasi yang baik juga dibutuhkan pihak Manajemen dalam melakukan monitoring dan evaluasi fasilitas kerja perangkat TI, keseragaman dan pengelolaan status perangkat (sewa/beli, aktif/nonaktif) berpengaruh pada bagian keuangan yang membutuhkan laporan asset untuk pembuatan laporan keuangan.

SOLUSI PENERAPAN TEKNOLOGI INFORMASI PADA PEMENUHAN KEBUTUHAN FASILITAS KERJA PERANGKAT TI
Menurut analisis saya dan pengetahuan yang saya miliki, Solusi IT yang tepat untuk permasalahan pemenuhan kebutuhan fasilitas kerja berupa perangkat TI adalah dengan mengimplementasikan solusi sistem pengelolaan fasilitas kerja/Seat Management system yang merupakan solusi penyediaan perangkat fasilitas kerja perusahaan seperti PC Desktop, PC Dashboard, Laptop, printer, scanner  melalui sistem sewa kepada single vendor. Seat Management system juga harus dilengkapi dengan sistem pengelolaan aset TI/IT Asset Management system untuk memudahkan mendata aset, penerapan kebijakan penggunaan perangkat TI dan penerapan kebijakan keamanan TI (IT Security) serta dapat terintegrasi dengan sistem ITSM untuk pelaporan permasalahan dan permintaan layanan terkait perangkat TI.
Untuk mendukung implementasi sistem-sistem tersebut, maka diperlukan kerjasama yang baik antara Divisi Sistem dan Teknologi Informasi (DIVSTI) dengan Divisi Umum (DIVMUM) dengan membuat dan menerapkan kebijakan terkait standar keseragaman untuk perangkat TI yang diberikan kepada pegawai (merk, spesifikasi, aplikasi yang digunakan) berdasarkan segmentasi pengguna (user segmentation), kebijakan pengelolaan status perangkat (sewa/beli, aktif/nonaktif), pengaturan dan Standar Operation Procedure (SOP) untuk permintaan, penggunaan maupun pengembalian perangkat TI.
Dengan Seat management system, pegawai dapat meminta fasilitas kerja yang dibutuhkan melalui self service portal dan disetujui oleh atasan pegawai. Permintaan fasilitas kerja perangkat TI kemudian diterima oleh DIVMUM dan dilakukan verifikasi kelayakan pegawai yang didapat dari data kepegawaian. Apabila pegawai tersebut terverifikasi berhak mendapatkan fasilitas kerja perangkat TI yang diminta maka DIVMUM melakukan permintaan ke vendor untuk dapat menyediakan perangkat TI tersebut. Vendor yang menerima permintaan akan mengirimkan perangkat TI yang telah terinstall sistem operasi dan aplikasi-aplikasi perkantoran sesuai kebijakan berdasarkan segmentasi pegawai ke ruangan kerja pegawai dan menghubungkannya ke jaringan LAN PLN. Tidak hanya permintaan perangkat TI, pengembalian perangkat TI untuk pegawai yang mutasi atau pensiun juga dapat diakomodir secara online. Pegawai yang akan mutasi atau pensiun mengajukan pengembalian perangkat TI melalui self  service portal dan disetujui oleh atasan pegawai, DIVMUM menerima usulan pengembalian tersebut dan melakukan penarikan perangkat TI ke lokasi kerja pegawai.
Dengan IT asset management system, fasilitas kerja perangkat TI yang terhubung ke jaringan LAN PLN akan tercatat spesifikasi nya meliputi spesifikasi perangkat keras, perangkat lunak, sistem operasi dan lokasi perangkat TI. DIVSTI selaku pengelola perangkat TI dapat dengan mudah menerapkan kebijakan-kebijakan fasilitas kerja perangkat TI seperti kebijakan penggunaan perangkat TI, kebijakan keamanan TI, kebijakan aplikasi-aplikasi perkantoran dan device lain yang terhubung ke perangkat TI yang dapat di otomatisasi melalui IT asset management.
Dari sistem-sistem yang mendukung pengelolaan fasilitas kerja perangkat TI tersebut akan dihasilkan laporan-laporan secara berkala maupun realtime seperti jumlah permintaan dan pengembalian perangkat TI berdasarkan segmentasi pengguna, jumlah perangkat TI yang menggunakan sistem operasi windows,jumlah perangkat TI yang sedang aktif atau tidak aktif, dll sesuai kebutuhan. Hal ini dapat memudahkan DIVMUM dan DIVSTI selaku pengelola perangkat TI.
Dengan diterapkan nya kebijakan/aturan terkait pengelolaan fasilitas kerja perangkat TI dan di implementasikan nya sistem Seat Management, IT Asset Management yang terintegrasi dengan sistem ITSM serta didukung oleh seluruh pegawai dan pengelola perangkat TI maka akan dapat diwujudkan pengelolaan, pemantauan/pengawasan (monitoring), evaluasi dan pelaporan yang baik untuk fasilitas kerja perangkat TI.
Source : https://blogs.itb.ac.id/rahayunurmaida/2017/09/06/penerapan-teknologi-informasi-pada-pengelolaan-layanan-ti-korporat-pt-pln-persero/

Gaya - Gaya Kepemimpinan



Gaya Kepemimpinan

• Istilah gaya secara kasar adalah sama dengan cara yang digunakan pemimpin di dalam mempengaruhi para pengikutnya. Gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang digunakan oleh seseorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang lain seperti yang ia lihat

1• Gaya Kepemimpinan Kontinum (Robert Tannenbaum dan Warren Schmidt)
2• Gaya Kepemimpinan Managerial Grid (Robert R Blake dan Jane S Mouton)
3• Gaya Kepemimpinan Tiga Dimensi dari Reddin
4• Gaya Kepemimpinan Empat Sistem Manajemen dari Likert

B. Kepemimpinan Pancasila

          Kepemimpinan Pancasila ialah bentuk kepemimpinan yang selalu menyumberkan diri pada nilai-nilai luhur dari norma-norma pancasila. Semangat kepemimpinan pancasila itu dapat terwujudkan, apabila nilai-nilai luhur yang diwariskan nenek moyang dapat dipadukan dengan nilai-nilai modernisasi yang positif, antara lain dengan ciri demokratis, rasional, kritis, efisien-efektif, dan berdisiplin tinggi.

C. Kepemimpinan Situasional
          Kepemimpinan situasional menurut Hersey dan Blanchard didasarkan pada saling berhubungannya hal-hal berikut ini:
1. Jumlah petunjuk dan pengarahan yang diberikan oleh pimpinan
2. Jumlah dukungan sosioemosional yang diberikan oleh pimpinan
3. Tingkat kesiapan atau kematangan para pengikut yang ditunjukkan dalam melaksanakan tugas

khusus, fungsi atau tujuan tertentu.
           Penekanan dalam kepemimpinan situasional ini hanyalah pada perilaku pemimpin dan bawahannya saja. Perilaku pengikut atau bawahan ini amat penting untuk mengetahui kepemimpinan situasional. Karena bukan saja pengikut sebagai individu bias menerima atau menolak pemimpinnya, tetapi sebagai pengikut secara kenyataannya dapat menentukan kekuatan pribadi apapun yang dimiliki pemimpin.

 tipe gaya dan perilaku pemimpin

1. Gaya Kepemimpinan Otoriter / Authoritarian
          Adalah gaya pemimpin yang memusatkan segala keputusan dan kebijakan yang diambil dari dirinya sendiri secara penuh. Segala pembagian tugas dan tanggung jawab dipegang oleh si pemimpin yang otoriter tersebut, sedangkan para bawahan hanya melaksanakan tugas yang telah diberikan.

2. Gaya Kepemimpinan Demokratis / Democratic
          Gaya kepemimpinan demokratis adalah gaya pemimpin yang memberikan wewenang secara luas kepada para bawahan. Setiap ada permasalahan selalu mengikutsertakan bawahan sebagai suatu tim yang utuh. Dalam gaya kepemimpinan demokratis pemimpin memberikan banyak informasi tentang tugas serta tanggung jawab para bawahannya.

3. Gaya Kepemimpinan Bebas / Laissez Faire
          Pemimpin jenis ini hanya terlibat delam kuantitas yang kecil di mana para bawahannya yang secara aktif menentukan tujuan dan penyelesaian masalah yang dihadapi.
Keempat gaya kepemimpinan berdasarkan kepribadian adalah :
1. Gaya Kepemimpinan Karismatis
2. Gaya Kepemimpinan Diplomatis
3. Gaya Kepemimpinan Otoriter
4. Gaya Kepemimpinan Moralis

Gaya Kepemimpinan Karismatik
          Kelebihan gaya kepemimpinan karismatis ini adalah mampu menarik orang. Mereka terpesona dengan cara berbicaranya yang membangkitkan semangat. Biasanya pemimpin dengan gaya kepribadian ini visionaris. Mereka sangat menyenangi perubahan dan tantangan.
Mungkin, kelemahan terbesar tipe kepemimpinan model ini bisa di analogikan dengan peribahasa Tong Kosong Nyaring Bunyinya. Mereka mampu menarik orang untuk datang kepada mereka. Setelah beberapa lama, orang – orang yang datang ini akan kecewa karena ketidak-konsisten-an. Apa yang diucapkan ternyata tidak dilakukan. Ketika diminta pertanggungjawabannya, si pemimpin akan memberikan alasan, permintaan maaf, dan janji.

Gaya Kepemimpinan Diplomatis
          Kelebihan gaya kepemimpinan diplomatis ini ada di penempatan perspektifnya. Banya          k orang seringkali melihat dari satu sisi, yaitu sisi keuntungan dirinya. Sisanya, melihat dari sisi keuntungan lawannya. Hanya pemimpin dengan kepribadian putih ini yang bisa melihat kedua sisi, dengan jelas! Apa yang menguntungkan dirinya, dan juga menguntungkan lawannya.
Kesabaran dan kepasifan adalah kelemahan pemimpin dengan gaya diplomatis ini. Umumnya, mereka sangat sabar dan sanggup menerima tekanan. Namun kesabarannya ini bisa sangat keterlaluan. Mereka bisa menerima perlakuan yang tidak menyengangkan tersebut, tetapi pengikut-pengikutnya tidak. Dan seringkali hal inilah yang membuat para pengikutnya meninggalkan si pemimpin.

Gaya Kepemimpinan Otoriter
          Kelebihan model kepemimpinan otoriter ini ada di pencapaian prestasinya. Tidak ada satupun tembok yang mampu menghalangi langkah pemimpin ini. Ketika dia memutuskan suatu tujuan, itu adalah harga mati, tidak ada alasan, yang ada adalah hasil. Langkah – langkahnya penuh perhitungan dan sistematis.
Dingin dan sedikit kejam adalah kelemahan pemimpin dengan kepribadian merah ini. Mereka sangat mementingkan tujuan sehingga tidak pernah peduli dengan cara. Makan atau dimakan adalah prinsip hidupnya.

Gaya Kepemimpinan Moralis
          Kelebihan dari gaya kepemimpinan seperti ini adalah umumnya Mereka hangat dan sopan kepada semua orang. Mereka memiliki empati yang tinggi terhadap permasalahan para bawahannya, juga sabar, murah hati Segala bentuk kebajikan ada dalam diri pemimpin ini. Orang – orang yang datang karena kehangatannya terlepas dari segala kekurangannya.
Kelemahan dari pemimpinan seperti ini adalah emosinya. Rata orang seperti ini sangat tidak stabil, kadang bisa tampak sedih dan mengerikan, kadang pula bisa sangat menyenangkan dan bersahabat.
Jika saya menjadi pemimpin, Saya akan lebih memilih gaya kepemimpinan demokratis.
Karena melalui gaya kepemimpinan seperti ini semua permasalahan dapat di selesaikan dengan kerjasama antara atasan dan bawahan. Sehingga hubungan atasan dan bawahan bisa terjalin dengan baik.

Perilaku seorang pemimpin ketika memimpin anak buah akan memperoleh tanggapan atau reaksi dapat berupa sikap atau perilaku bawahan. Reaksi perilaku itu tidak saja gerakan badan, tetapi termasuk ucapan, sepak terjang sebagai reaksi pengikut terhadap kepemimpinan seorang pemimpin. Tanggapan itu dapat bersifat terang-terangan atau tersembunyi dengan berbagai bentuk.


source : http://farizsasongko.blogspot.co.id/2014/01/pengertian-kepemimpinan-tipe-dan-gaya.html

Perbandingan Organisasi dan Sejarahnya



Terdapat bermacam – macam definisi dari perkembangan dan perubahan organisasi menurut para ahli. Namun sebelum membahas definisi perkembangan dan perubahan organisasi, ada baiknya kita mengetahui arti dari perkembangan, perubahan dan organisasi itu sendiri.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, perkembangan adalah perihal berkembang. Selanjutnya, kata berkembang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ini berarti mekar terbuka atau membentang; menjadi besar, luas, dan banyak, serta menjadi bertambah sempurna dalam hal kepribadian, pikiran, pengetahuan, dan sebagainya. Dengan demikian, kata "berkembang" tidak saja meliputi aspek yang berarti abstrak seperti pikiran dan pengetahuan, tetapi juga meliputi aspek yang bersifat konkret. Secara singkat, perkembangan adalah proses atau tahapan pertumbuhan ke arah yang lebih maju.

 Menurut Neni  Nurmayanti  Husanah, Perubahan  merupakan  sesuatu  yang  unik  karena  perubahan - perubahan yang terjadi  dalam  berbagai  kehidupan  itu  berbeda - beda  dan  tidak  bisa disamakan, walaupun  memmiliki  beberapa  persamaan  dalam  prosesnya. Sedangkan menurut Brian  Clegg, Perubahan  merupakan  suatu  kekuatan  yang  sangat  hebat,  yang  dapat memotivasi. Lain lagi dengan A.B  Susanto, menurutnya Perubahan  adalah  keniscayaan  yang  menyertai  kehidupan,  dapat  terjadi dimana saja,  kapan  saja,  dan  menimpa  siapa saja.

Dikutip dari Wikipedia, Organisasi adalah suatu kelompok orang dalam suatu wadah untuk tujuan bersama. Sedangkan menurut para ahli terdapat beberapa pengertian organisasi sebagai berikut:
  • Stoner mengatakan bahwa organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah pengarahan atasan mengejar tujuan bersama.
  • James D. Mooney mengemukakan bahwa organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama. 
  • Chester I. Bernard berpendapat bahwa organisasi merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.
  • Stephen P. Robbins menyatakan bahwa Organisasi adalah kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yangbekerja atas dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa, Perkembangan dan Perubahan Organisasi adalah suatu proses membesar atau meluasnya sebuah organisasi ke arah yang lebih baik.



2.2           Faktor Faktor Penyebab Perubahan dan Perkembangan Organisasi

Faktor – faktor penyebab perubahan organisasi terdiri dari dua faktor, yaitu faktor intern dan faktor ekstern.

           a. Faktor Intern adalah segala keseluruhan faktor yang ada di dalam organisasi dimana
               faktor  tersebut dapat mempengaruhi organisasi dan kegiatan organisasi. Faktor
               Intern terdiri dari :
1.     Perubahan  kebijakan  lingkungan.
2.     Perubahan struktur organisasi. 
3.     Volume  kegiatan  bertambah  banyak. 
4.     Sikap  dan  perilaku  para  anggota  organisasi.
b, Faktor Ekstern adalah segala  keseluruhan  faktor  yang  ada  di  luar  organisasi yang
    dapat mempengaruhi organisasi  dan  kegiatan  organisasi. Faktor ekstern diantaranya
    terdiri dari :
 
     1)             Politik.
     2)             Hukum.
     3)             Kebudayaan.
     4)             Teknologi.
     5)             Sumber  daya  alam.
     6)             Kompetisi  yang  semakin  tajam  antar  organisasi..
     7)             Perubahan  lingkungan  baik  lingkungan  fisik  maupun  sosial.

Dari faktor-faktor diatas sangatlah besar kemungkinan suatu organisasi dapat berubah, entah kearah yang lebih positif maupun sebaliknya.

source : http://dhonynouvo.blogspot.co.id/2014/10/perkembangan-dan-perubahanorganisasi-di.html

waktu terus berjalan

Diberdayakan oleh........ Diberdayakan oleh Blogger.